Minggu, 23 September 2012

Belajar Mendengar


yaaa...
Belajar mendengar, pelajaran pertama yang harus saya terapkan apabila saya ingin menjadi seorang psikolog, belajar mendengar lalu memahami setiap perkataan yang didengarkan..
"oooh dengerin doang, gampang dong!"
Namun bagi saya tidak, sebagai seorang yang sangat talkative rasanya suka gatel kalau ga langsung nimpalin apa yang lagi diomongin oleh seorang dihadapan, mengingat beberapa tahun yang lalu ketika saya masih muda (sekarang pun masih muda ko, 22 years old :p ) hobi saya gosip, bukan ngegosip sih, lebih tepatnya dengerin gosip..dan kalau sudah mendengar gosip rasanya mulut gatel ingin menimpali setiap info yang diberikan..
Seiring berjalannya waktu..hobi itu pun mau tidak mau harus dibuang, mengingat inginnya menambah hal2 positif dalam kehidupan yang saya jalani saat ini :) dan saya tau bagaimana rasanya digosipkan sungguh tak mengenakkan..hahha *curcol

Okaaay, kembali ke soal mendengarkan..
dahulu, ketika saya masih mengenyam bangku S1 saya kira tidak terlalu pentinglah untuk mendengarkan (berkaca pada setiap mata kuliah counseling dimana saya kerjaannya ngobrol mulu, tiap praktek sering ngerasa fake karena cuma angguk2 doang padahal pikiran ntah kemana) namun sekarang saya baru memahami betapa pentingnya mendengarkan bagi seorang (calon) psikolog, maka mulai kemarin sejak dosen saya memberikan materi tentang listening saya memutuskan untuk terus belajar mendengarkan, mendengarkan daaaan mendengarkan..
mungkin sebagai awalan kita bisa belajar untuk mendengarkan cerita dari teman2 terdekat, yang biasanya setiap mendengar curhatan teman dekat yang lagi galau hobi kita nyerocooos aja..sok2 an ngasih masukan dan nasehat panjang lebar, sekarang waktu nya untuk senyum manis dan pasang tampang serius sepanjang teman kita cerita soal kegalauannya.. 

10 kaidah guna menjadi pengamat dan pendengar yang baik (based on my lecture, atau bisa ditemukan dalam buku psikologi populer):
1. Hindari berbicara pada saat mendengarkan
    "okelaah bisa dicoba untuk hal yang satu ini"
2. Jaga perasaan pembicara pada situasi yang nyaman
    "baiklah, saya akan membuat conversation senyaman mungkin.. dengan kopi, lantunan lagu jazz dan mungkin aromatherapi" --> kemudian saya pun tertidur
3. Perlihatkan minat anda untuk mendengarkan dan mengamati
    "saya akan menatap mata klien dengan penuh arti, jangan biarkan tatapan mata saya kosong, dan berikan anggukan dalam beberapa pernyataan yang diceritakan oleh klien"
4. Hilangkanlah segala hal yang mengganggu perhatian
    "saya berjanji akan men-silent kan BBM serta HP saya pada saat conversation daaaan.. jauhkan pria2 tampan seperti Karim Benzema dari hadapan saya karena itu sungguh mengganggu  perhatian saya"
5. Berempatilah kepada pembicara
    "saya akan mencoba menempatkan diri saya atas dirinya"
6. Bersabarlah saat mendengarkan dan mengamati
    "sabaaaar.. anggap saja ini salah satu bentuk ibadah dengan mendengarkan permasalahan orang lain, walaupun lawan bicara bercerita tanpa henti sampai 3 jam"
7. Kontrolah emosi anda
    "ini yang susah bagi saya, karena saya orang yang sangat eksperesif, namun saya akan mencoba  dengan memperlihatkan raut wajah yang datar2 saja"
8. Kurangi sanggahan, kritik, serta reaksi negatif
    "berikanlah hal positif bagi orang lain, jangan pernah berbagi hal negatif..karena semakin banyak hawa negatif yang kamu sebarkan, maka semakin suram juga aura yang kamu hasilkan, trust me"
9. Ajukan pertanyaan yang tepat apabila perlu
   "kalau tidak mengerti ada baiknya ditanyakan, sehingga nantinya dapat memberikan simpulan yang sesuai dengan yang diharapkan oleh klien"
10. Sampaikan pengulangan, simpulan, dan refleksi
    "ini dia part yang paling penting, setiap klien butuh adanya masukan setelah mereka bercerita,  namun bukan masukan yang terlalu panjang atau terkesan menceramahi, berilah masukan yang tepat pada intinya dan singkat"

contoh yaa.
Klien: Jadi gini mba, pacar saya belum mau membicarakan masa depan nya juga dengan saya..padahal kita sudah pacaran hampir 8 tahun
Pendengar buruk: yailaaah..orang kaya gitu mah tinggalin aja, masih banyak laki2 diluar sana..
Pendengar baik: jadii.. pacar anda belum juga membicarakan masa depan dengan anda?

Pada saat mendengar, kita tidak perlu menimpali panjang lebar.. karena sesungguhnya setiap orang yang bercerita hanya butuh didengarkan.. karena itu diperlukan probing, tanpa kita tanya secara mendetail biasanya mereka akan menceritakan terus lebih mendalam.

lalu, kalau setiap (calon) psikolog harus belajar mendengar, kemana dong mereka harus bercerita dan didengarkan? kan (calon) psikolog juga butuuuh..
maka carilah seseorang yang punya stok sabar yang sebesar samudra dan telinga yang sudi mendengarkan.
Kalau saya sudah menemukan..
Alhamdulillah, ada seseorang yang sudi mendengarkan cerita saya panjang lebar tanpa pernah protes yang menyediakan telinga nya 24 jam untuk saya, terima kasih Mr. Ins :)
Jadi, saya siap menampung dan (belajar) mendengarkan cerita2 dari setiap orang....

Cheers,
fifaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar